Close Menu
    What's Hot

    Kejari Jakarta Pusat Raih Predikat Terbaik Nasional Bidang Pemulihan Aset 2025

    9 August 2025

    Tanggapi Kematian Prajurit, Kodam IX/Udayana Gelar Konferensi Pers

    9 August 2025

    Mendengar Dalam Diam, Salukat dan Yuganada Gali Bahasa Baru dari Tradisi Gamelan Bali

    8 August 2025

    Puspa Negara: Penataan Tukad Mati Kunci Keberlanjutan Pariwisata Badung

    8 August 2025
    Facebook Instagram
    Facebook X (Twitter) Instagram
    cakranews8.com
    • Beranda
    • Berita
    • Artikel
    • Politik
    • Ekonomi
    • Nasional
    • Pariwisata
    cakranews8.com
    Home»Budaya»Joged Bumbung Bali, Tarian Tradisional yang Diplesetkan Menjadi Erotis, Masyarakat dan Pemerintah Geram
    Budaya

    Joged Bumbung Bali, Tarian Tradisional yang Diplesetkan Menjadi Erotis, Masyarakat dan Pemerintah Geram

    By cakranews823 November 20242 Mins Read
    Facebook Twitter Email Telegram WhatsApp Copy Link
    Share
    Facebook Twitter Email Telegram WhatsApp Copy Link

    BALI –  Cakranews8.com, Joged Bumbung, salah satu tarian tradisional khas Bali yang biasanya menjadi simbol keceriaan dan pergaulan, belakangan ini menuai sorotan tajam.

    Tarian yang seharusnya mencerminkan keindahan seni dan budaya Bali ini justru sering kali dipelesetkan menjadi pertunjukan bernuansa erotis di sejumlah acara hiburan.

    Fenomena ini memicu keprihatinan mendalam dari masyarakat Bali yang merasa bahwa nilai luhur warisan budaya mereka telah dicemarkan.

    Dalam beberapa tahun terakhir, video pertunjukan Joged Bumbung yang tidak pantas kerap beredar di media sosial.

    Beberapa penari bahkan menampilkan gerakan vulgar yang jauh menyimpang dari pakem tarian asli. Tak hanya itu, interaksi antara penari dan penonton dalam pertunjukan tersebut sering kali melampaui batas kesopanan.

    Kondisi ini tidak hanya merusak citra budaya Bali, tetapi juga menimbulkan kecemasan bahwa nilai-nilai tradisional semakin tergerus oleh komersialisasi.

    Masyarakat Bali, terutama para tokoh adat dan budayawan, dengan tegas mengecam praktik tersebut. Mereka menilai bahwa ulah segelintir pelaku yang memanfaatkan Joged Bumbung untuk hiburan murahan telah melukai kehormatan budaya Bali.

    Pemerintah Provinsi Bali dan Majelis kebudayaan menerbitkan untuk,

    Melindunginkesucian joged bumbung, Dilarang mementaskan dalam versi “jaruh”., Membersihkan konten negatif terkait joged bumbung di media sosial.

    Mengapa Bali berpijak kepada norma itu, karena Bali secara pondasi bersandar pada Siwam (kesucian), Satyam (kebenaran) Sundaram (keindahan).

    “Berdasarkan surat edaran dari bapak Gubernur, diharapkan masing – masing bendesa adat membuat aturan atau Perarem, “sebut Prof. DR. Made Bandem selaku budayawan.

    Ia juga menerangkan warisan kekayaan tak benda ini bila tidak dipelihara, dijaga dan dilestarikan takutnya Unesco pasti akan mengevaluasi ulang soal ini.

    “Joged Bumbung adalah warisan leluhur yang harus dijaga, bukan dijadikan tontonan yang merendahkan martabat kita,” tegasnya.

    Artikel lain  Pewaris Tahta Mangkunegaran Hadir di Karangasem, Doakan Roh Leluhur di Karya Baligia

    Merespons keprihatinan tersebut, Pemerintah Provinsi Bali mengambil langkah tegas dengan mengeluarkan regulasi untuk melindungi seni tradisional ini. Salah satu langkah yang ditempuh adalah menetapkan panduan ketat dalam pelaksanaan Joged Bumbung, termasuk pengawasan langsung dari desa adat terhadap pertunjukan yang digelar di wilayah mereka.

    Selain itu, pemerintah juga menggencarkan sosialisasi tentang nilai-nilai luhur Joged Bumbung kepada generasi muda melalui program pendidikan dan kegiatan budaya.

    Langkah ini diharapkan dapat mengembalikan marwah Joged Bumbung sebagai tarian pergaulan yang santun dan penuh estetika.

    Masyarakat Bali pun mendukung penuh upaya ini sebagai wujud cinta mereka terhadap budaya yang telah menjadi bagian penting dari identitas Pulau Dewata. (Ich)

    Share. Facebook Twitter Email Telegram WhatsApp Copy Link

    Related Posts

    Mendengar Dalam Diam, Salukat dan Yuganada Gali Bahasa Baru dari Tradisi Gamelan Bali

    Generasi Muda Perempuan dan Semangat “Black Kobra”, Menjaga Api Tradisi Gamelan Bali di Tengah Keterbatasan

    Festival Mi Reng Hari Kedua: Ketika Mimpi dan Ekspresi Menghidupkan Gamelan Bali

    Gamelan Tanpa Batas, Festival Mi-Reng 2025 – Pertemuan Tradisi & Teknologi

    Don't Miss
    Hukum

    Kejari Jakarta Pusat Raih Predikat Terbaik Nasional Bidang Pemulihan Aset 2025

    By cakranews89 August 2025

    JAKARTA – Kejaksaan Negeri (Kejari) Jakarta Pusat kembali menorehkan prestasi membanggakan. Di bawah kepemimpinan Dr.…

    Tanggapi Kematian Prajurit, Kodam IX/Udayana Gelar Konferensi Pers

    9 August 2025

    Mendengar Dalam Diam, Salukat dan Yuganada Gali Bahasa Baru dari Tradisi Gamelan Bali

    8 August 2025
    Our Picks
    • Facebook
    • Twitter
    • Pinterest
    • Instagram
    • YouTube
    • Vimeo
    Facebook X (Twitter) Instagram Pinterest
    • Beranda
    • Artikel
    © 2025 Cakranews8. Powered by Iwana.

    Type above and press Enter to search. Press Esc to cancel.