Close Menu
    What's Hot

    18 June 2025

    Bali Hadir di Eropa, Menbud Fadli Zon Resmikan Pusat Kebudayaan Bali Terbesar di Polandia

    17 June 2025

    Kejaksaan Agung Memeriksa 3 Orang Saksi, Terkait Perkara Pemberian Kredit PT Sritex

    16 June 2025

    Gen Z Nak Bali Gelorakan Spirit Bung Karno Berikan Edukasi Anti Hoax dan Opini Negatif

    15 June 2025
    Facebook Instagram
    Facebook X (Twitter) Instagram
    cakranews8.com
    • Beranda
    • Berita
    • Artikel
    • Politik
    • Ekonomi
    • Nasional
    • Pariwisata
    cakranews8.com
    Home»Berita»Krisis Lagu Anak Indonesia Dijawab Dengan Kerja Nyata oleh Sanggar Musik Waktra : Anak-anak Kini Jadi Pencipta Lagu di Eranya
    Berita

    Krisis Lagu Anak Indonesia Dijawab Dengan Kerja Nyata oleh Sanggar Musik Waktra : Anak-anak Kini Jadi Pencipta Lagu di Eranya

    By ebravenanda14 January 2025Updated:14 January 20254 Mins Read
    Facebook Twitter Email Telegram WhatsApp Copy Link
    Share
    Facebook Twitter Email Telegram WhatsApp Copy Link

    DENPASAR – Di tengah krisis lagu anak Indonesia yang semakin terasa dengan maraknya lagu dewasa yang sering didengar anak-anak, Sanggar Musik Waktra mengambil langkah berani.

    Dengan program pelatihan penulisan lagu bagi anak-anak, Waktra menjawab tantangan tersebut dengan cara yang inovatif dan inspiratif. Program ini tidak hanya memupuk kreativitas anak-anak, tetapi juga mengembalikan suara mereka dalam bentuk karya yang sesuai dengan zaman mereka.

    Puncak dari inisiatif ini adalah peluncuran lagu-lagu karya anak-anak yang digelar di panggung spektakuler Amphitheatre Living World Mall Bali, pada Jumat (15/11/2024).

    Pementasan Sanggar Musik Waktra di Amphiteather Living World Denpasar

    Acara ini berhasil menarik perhatian publik, dengan penonton memadati kursi hingga memenuhi seluruh amphitheatre.

    Krisis Lagu Anak, Tantangan Bagi Generasi Penerus

    Selama bertahun-tahun, dunia hiburan Indonesia menghadapi kekurangan lagu-lagu anak berkualitas. Banyak anak-anak yang justru lebih mengenal lagu-lagu dewasa dibandingkan karya yang sesuai dengan usia mereka. Dampaknya, ekspresi dan identitas anak dalam musik menjadi tergeser.

    “Lagu anak adalah salah satu cara anak-anak mengenal dunia, budaya, dan nilai-nilai,” ungkap R. Wahyu Panca Wati, S.Pd., M.Th., pendiri Sanggar Musik Waktra, Selasa (14/01/2025)

    R. Wahyu Panca Wati, S.Pd., M.Th

    “Ketika anak-anak kehilangan lagu mereka, kita merampas salah satu bentuk komunikasi mereka dengan lingkungan,” tambahnya.

    Program Pelatihan Lagu Anak: Memberi Anak Suara Mereka Kembali

    Waktra, yang dikenal sebagai pelopor pendidikan musik inklusi, meluncurkan program pelatihan intensif untuk mengajarkan anak-anak menciptakan lagu mereka sendiri. Lima anak berbakat dipilih melalui proses seleksi, yaitu Komang Gaozhan Evan Darmaditya, Andrea Kezia Hutomo, Clement Timothy Tarigan, Maika Sena Arthayasa, dan Nyoman Reyshia Rahyuda.

    Dukungan dari Sekretaris Dinas Kebudayaan Kota Denpasar, Dwi Wahyuning Kristiansanti S,Sn., M.Si

    Dengan bimbingan langsung dari tim Waktra, anak-anak ini mempelajari dasar-dasar penulisan lagu, mulai dari sejarah musik, sejarah notasi musik,motif, melodi, harmoni, lirik, rekaman digital, hingga struktur lagu yang sesuai untuk anak seusia mereka. Hasilnya ?
    Lima lagu unik yang mencerminkan perspektif dan kreativitas anak-anak Indonesia di era digital.

    Artikel lain  Pendam IX/UDY Raih Penghargaan Satuan Penerangan Terbaik

    “Saya tidak menyangka anak-anak ini memiliki pemahaman mendalam tentang apa yang ingin mereka sampaikan.
    Mereka bicara tentang flora, fauna, cinta kepada ibu, hingga pandangan mereka tentang jiwa kepahlawanan. Mereka ingin suara mereka didengar, dan kami di Waktra hanya menjadi fasilitator untuk itu,” ujar perempuan yang akrab dipanggil ibu Wahyu ini.

    Lima anak pencipta lagu berbakat

    Peluncuran di Panggung Spektakuler

    Lagu-lagu hasil program ini diluncurkan secara resmi dalam sebuah acara yang dirancang megah dan inspiratif. Dihadiri ratusan penonton, termasuk keluarga, komunitas seni, komunitas anak disabilitas, dan masyarakat umum, acara ini menjadi bukti bahwa karya anak-anak mampu berdiri sejajar di panggung besar.

    Para pencipta lagu cilik tampil membawakan karya mereka dengan percaya diri, dengan layer lebar menampilkan visual lagu yang dirancang dengan apik. Sorakan meriah penonton membuktikan bahwa lagu-lagu ini berhasil menyentuh hati banyak orang.

    Salah satu lagu favorit penonton adalah “ Bungaku yang Cantik” karya Andrea Kezia Hutomo, yang mengajak anak-anak untuk menghargai dan mengagumi  indahnya bunga melati. Lagu ini membawa pesan ringan, ceria, namun penuh makna, sesuai dengan dunia anak-anak.

    Selain itu ada lagu; Bunga Mawar (Komang Goazhan Evan Darmaditya), Bunga Mawar Indah (Nyoman Reyshia Rahyuda), Kucing Besar dan Kucing Kecil (Clement Timothy Tarigan), Sang Surya (Maeka Sena Arthayasa) dan We Are Heroes.

    Lima pencipta lagu cilik bersama para pendidik dari Sanggar Musik Waktra didampingi Sekretaris Dinas Kebudayaan Kota Denpasar

    Dukungan dari Platform Musik Global

    Sebagai bagian dari strategi mempromosikan karya anak Indonesia, lagu-lagu ini kini tersedia di berbagai platform musik global, termasuk Spotify, Apple Music, dan lainnya. Langkah ini membuka peluang bagi anak-anak Indonesia untuk dikenal di panggung dunia.

    “Melalui platform digital, anak-anak ini tidak hanya berbicara pada teman sebaya di Indonesia, tetapi juga menginspirasi dunia,” ucap Wahyu.

    Artikel lain  Sinergi TNI-Polri di Bulan Ramadan, Pangdam Udayana dan Kapolda Bali Bagikan Takjil

    Masa Depan Lagu Anak

    Program ini tidak hanya berhenti di sini. Wahyu dan tim Waktra berencana melanjutkan pelatihan bagi lebih banyak anak, serta menggandeng lebih banyak komunitas, para ahli, dan lembaga pendidikan untuk menciptakan ekosistem lagu anak yang berkelanjutan.

    Proses pembuatan lagu anak-anak oleh para pencipta cilik berbakat

    “Misi kami adalah memastikan bahwa setiap anak punya lagu yang bisa mereka banggakan, yang berbicara tentang dunia mereka,” tegas Wahyu.

    Melalui kerja nyata Waktra, krisis lagu anak di Indonesia menemukan jawaban.

    Dengan memberikan anak-anak kesempatan untuk menciptakan lagu mereka sendiri, Waktra telah membuka jalan bagi masa depan musik anak-anak yang cerah, relevan, dan penuh makna.

    “Lagu anak adalah cermin generasi. Jika kita ingin melihat masa depan yang lebih baik, kita harus memastikan bahwa cerminnya bersih, cerah, dan berbicara tentang harapan,” pungkas Wahyu.

    Hal ini mengingatkan kita akan pentingnya memberi ruang bagi anak-anak untuk berekspresi. Lagu anak bukan hanya sekedar hiburan, ini adalah cerminan generasi.
    Mari kita peduli, karena lagu anak adalah warisan budaya yang harus dijaga. (Tim-08)

    Share. Facebook Twitter Email Telegram WhatsApp Copy Link

    Related Posts

    Bali Hadir di Eropa, Menbud Fadli Zon Resmikan Pusat Kebudayaan Bali Terbesar di Polandia

    Gen Z Nak Bali Gelorakan Spirit Bung Karno Berikan Edukasi Anti Hoax dan Opini Negatif

    Penertiban Kawasan Hutan Konservasi Taman Nasional Tesso Nilo Riau Seluas 81.793 Ha

    Don't Miss
    Berita

    By cakranews818 June 2025

    JAKARTA – PT PLN (Persero) melakukan perombakan jajaran direksi dan dewan komisaris dalam Rapat Umum…

    Bali Hadir di Eropa, Menbud Fadli Zon Resmikan Pusat Kebudayaan Bali Terbesar di Polandia

    17 June 2025

    Kejaksaan Agung Memeriksa 3 Orang Saksi, Terkait Perkara Pemberian Kredit PT Sritex

    16 June 2025
    Our Picks
    • Facebook
    • Twitter
    • Pinterest
    • Instagram
    • YouTube
    • Vimeo
    Facebook X (Twitter) Instagram Pinterest
    • Beranda
    • Artikel
    © 2025 Cakranews8. Powered by Iwana.

    Type above and press Enter to search. Press Esc to cancel.