Close Menu
    What's Hot

    Ibu Asuh Hutan

    16 December 2025

    Penglipuran Mantapkan Langkah Menuju Pariwisata Regeneratif di Bali

    14 December 2025

    Pansus TRAP DPRD Bali Raih Jagran Achiever Award 2025, Kiprah Jaga Alam Diakui Internasional

    14 December 2025

    Darmawan Prasodjo Mengabdi Dengan Hati.

    13 December 2025
    Facebook Instagram
    Facebook X (Twitter) Instagram
    cakranews8.com
    • Beranda
    • Berita
    • Artikel
    • Politik
    • Ekonomi
    • Nasional
    • Pariwisata
    cakranews8.com
    Home»Pariwisata»Penglipuran Mantapkan Langkah Menuju Pariwisata Regeneratif di Bali
    Pariwisata

    Penglipuran Mantapkan Langkah Menuju Pariwisata Regeneratif di Bali

    By ebravenanda14 December 20253 Mins Read
    Facebook Twitter Email Telegram WhatsApp Copy Link
    Share
    Facebook Twitter Email Telegram WhatsApp Copy Link

    DENPASAR – cakranews8.com, Desa Wisata (Dewi) Penglipuran selama ini dikenal luas sebagai desa wisata yang indah, rapi, bersih, dan instagramable. Namun, pengelola desa menyadari bahwa keindahan visual semata tidak lagi cukup untuk menjawab tantangan pariwisata masa depan di Bali.

    Dalam beberapa tahun terakhir, Penglipuran mulai menggeser cara pandang dari konsep pariwisata berkelanjutan menuju pariwisata regeneratif. Konsep ini menekankan bahwa pariwisata tidak hanya menghindari kerusakan, tetapi harus mampu memberi dampak positif bagi alam, budaya, dan masyarakat lokal.

    Hal tersebut disampaikan Kepala Pengelola Desa Wisata Penglipuran, I Wayan Sumiarsa, saat acara ngobrol bareng media di Denpasar, Sabtu, 13 Desember 2025.

    “Bukan hanya “jangan merusak”, tapi setiap kunjungan wisata justru diusahakan menambah kebaikan bagi hutan bambu, bagi struktur sosial & adat desa, bagi UMKM lokal dan bagi anak-anak muda Penglipuran yang kami libatkan dalam setiap kegiatan. Bukan hanya “mempertahankan yang sudah baik”, tapi secara aktif memperbarui dan menguatkan alam, budaya dan kehidupan sosial kami,” kata Wayan Sumiarsa.

    Ia menegaskan, pesan Penglipuran sebagai Desa Regeneratif bukan sekadar slogan, melainkan kompas dalam setiap pengambilan keputusan, termasuk dalam penyusunan program akhir tahun 2025.

    Sejumlah kegiatan dirancang dengan prinsip tersebut, mulai dari Parade Barong Macan, pertunjukan teatrikal Tetantria Macan Gading, penggunaan dekorasi bambu tanpa plastik sekali pakai, hingga kehadiran Bamboo Café yang mengangkat produk lokal.

    “Kami menyadari, memaknai Penglipuran, pesan “Desa Regeneratif” sepatutnya disampaikan kepada publik, ada menyoroti Penglipuran sebagai tempat “healing yang bermakna”, ada yang menyoroti ekonomi regeneratif dan wisata hijau, ada yang menekankan peran anak muda, UMKM, dan kearifan lokal serta ada yang menjelaskan dengan sangat terang perbedaan antara sustainable tourism dan regenerative tourism. Bagi kami, itu semua adalah bentuk gotong royong narasi. Kami di desa menata ruang, menata program, dan menata perilaku, sehingga publik bukan hanya tahu “ada event di Penglipuran”, tetapi juga mengerti mengapa dan untuk apa event itu diadakan,” kata Wayan Sumiarsa.

    Artikel lain  Moonstone Beach Lounge: Sandikala “Full Moon Party”

    Ke depan, Pengelola Desa Wisata Penglipuran juga berencana menyusun agenda tahunan yang lebih transparan dan mudah diakses publik. Tidak hanya berfokus pada festival dan event, narasi desa akan diperluas dengan menghadirkan kisah para petani, perajin, pemuda, ibu-ibu pelaku UMKM, hingga tokoh adat.

    Selain itu, Penglipuran membuka ruang kolaborasi dengan media untuk mengembangkan materi edukasi berbasis data sosial, budaya, dan lingkungan.

    “Kami juga berupaya mengembangkan materi edukasi dan data yang bisa membantu Bapak/Ibu, baik dari sisi sosial, budaya, maupun lingkungan. Kami terbuka jika ada masukan apakah perlu media visit tematik, apakah perlu media clinic untuk mendalami konsep pariwisata regeneratif, atau bahkan kolaborasi konten khusus, misalnya serial tulisan atau program video tentang Journey to Regeneration from Penglipuran,” terangnya.

    Meski hanya sebuah desa kecil di Bali, Penglipuran optimistis dapat menjadi contoh besar bahwa pariwisata tidak harus mengorbankan jati diri. Desa adat dan masyarakat lokal justru dapat menjadi subjek utama, sementara wisatawan hadir sebagai mitra regenerasi.

    “Semoga hal tersebut membawa energi baru bagi kolaborasi ke depan demi Penglipuran yang semakin lestari, semakin menyejahterakan warganya, dan semakin memberi inspirasi bagi Indonesia dan dunia,” pungkasnya. (Red)

    Share. Facebook Twitter Email Telegram WhatsApp Copy Link

    Related Posts

    International Tourism Leaders Summit 2025 Hadir di Bali, Dorong Pariwisata Berkelanjutan

    Wonderful Night di Moonstone: Kombinasi Budaya dan Modern yang Spektakuler

    Wonderful Night: Perayaan Ulang Tahun Pertama Moonstone dengan Musik, Cahaya, dan Jiwa Laut

    Puspa Negara: Penataan Tukad Mati Kunci Keberlanjutan Pariwisata Badung

    Don't Miss
    Artikel

    Ibu Asuh Hutan

    By cakranews816 December 2025

    Oleh : Ngurah Sigit DENPASAR – Negeri ini sesungguhnya tidak kekurangan ibu. Kita hanya…

    Penglipuran Mantapkan Langkah Menuju Pariwisata Regeneratif di Bali

    14 December 2025

    Pansus TRAP DPRD Bali Raih Jagran Achiever Award 2025, Kiprah Jaga Alam Diakui Internasional

    14 December 2025
    Our Picks
    • Facebook
    • Twitter
    • Pinterest
    • Instagram
    • YouTube
    • Vimeo
    Facebook X (Twitter) Instagram Pinterest
    • Beranda
    • Artikel
    © 2025 Cakranews8. Powered by Iwana.

    Type above and press Enter to search. Press Esc to cancel.