MANGUPURA — Di tengah semarak acara “I Love My River” yang digelar di kawasan Tukad Mati, Legian, Badung, Jum’at (08/08/2025) hadir sosok yang tak biasa namun membawa semangat luar biasa. Kyle Gemmill, pria asal Melbourne, Australia, datang bukan sekadar untuk berpartisipasi, tetapi membawa misi besar: menyatukan kepedulian terhadap lingkungan, kesehatan, dan pendidikan dalam satu langkah nyata lewat secangkir kopi.
Pagi itu, Kyle turun langsung ke sungai bersama ratusan warga, polisi, dan militer, memunguti sampah dari air dan tepian. Hasilnya, dua truk penuh sampah berhasil diangkut, menjadikan sungai kembali terlihat bersih dan asri. Namun bagi Kyle, kegiatan ini lebih dari sekadar bersih-bersih. Ini adalah awal dari gerakan yang lebih besar.
Kisah Kyle berawal dari pengalaman pribadi yang menggugah. Pada 2022, sahabat dan mentornya, Brendan KB Warburton, meninggal dunia karena kanker langka bernama Ewing Sarcoma. Ironisnya, Brendan wafat tepat di hari ulang tahun Kyle 9 November membuat momen itu tak pernah lagi sama. Dari rasa kehilangan itu, lahirlah sebuah janji: untuk menyuarakan kepedulian terhadap kanker dan membantu sesama.
Maka lahirlah 441 Coffee. Angka 441 bukan sembarangan itu adalah jumlah kilometer yang ditempuh Kyle dalam lari amal selama tujuh hari untuk mengenang Brendan. Aksi itu sukses menggalang lebih dari 200 ribu dolar Australia, dan menjadi awal dari misi sosial yang lebih luas.
Kini, 441 Coffee akan hadir di Bali. Belum resmi membuka kedai, Kyle dan mitranya, Krishna, mulai memperkenalkan merek ini ke masyarakat lokal. Misinya sederhana tapi bermakna: 50 persen dari keuntungan penjualan kopi akan dikembalikan untuk mendukung tiga hal utama pendidikan anak-anak, pelestarian budaya, dan kebersihan lingkungan.
“Banyak anak-anak di sini yang tidak punya akses untuk sekolah. Jika mereka tak mampu, kami akan bantu agar mereka tetap bisa belajar,” ujar Kyle sambil menunjuk area sekolah SIP.
Ia bercita-cita merenovasi lantai dua sekolah agar anak-anak punya ruang bermain yang aman, serta menyediakan beasiswa dan pelatihan kerja di masa depan, termasuk di industri kopi yang kini ia geluti.
Bagi Kyle, ini bukan soal bisnis. “Saya tidak datang ke Bali untuk mencari uang dan membawanya pulang ke negara saya. Saya ingin uang itu tetap di sini, kembali ke komunitas lokal,” tuturnya.
Ia berharap restoran, hotel, dan villa di Bali mau bergandeng tangan mendukung misi ini. Dengan membeli dan menyajikan 441 Coffee, bukan hanya menikmati kopi berkualitas, tapi juga ikut menanam harapan bagi masa depan generasi muda Bali.
Dalam dunia yang sering kali sibuk dengan keuntungan pribadi, kisah Kyle Gemmill adalah pengingat bahwa bisnis bisa menjadi jembatan kebaikan. Dari sungai yang dibersihkan hingga anak-anak yang diberi kesempatan belajar, semua bermula dari satu langkah kecil dan secangkir kopi. (E’Brv)