Close Menu
    What's Hot

    Tim Penyidik Kejaksaan Agung Sita 5 Mobil Mewah Terkait Dugaan Korupsi Minyak Mentah PT Pertamina

    5 August 2025

    Menembus Batas Timur, Kiprah Dr. Kusufi Esti Ridliani Membela Kaum Perempuan Papua

    5 August 2025

    Semarak Tukad Festival ‘I Love The River’ Akan Dimeriahkan Bupati Badung

    5 August 2025

    Program Sukses UMKM Baru Shopee Bantu Ibu-Ibu Rumah Tangga Jadi Bos Usaha Sendiri!

    5 August 2025
    Facebook Instagram
    Facebook X (Twitter) Instagram
    cakranews8.com
    • Beranda
    • Berita
    • Artikel
    • Politik
    • Ekonomi
    • Nasional
    • Pariwisata
    cakranews8.com
    Home»Berita»Warga Kusamba Merana, Rumah Luluh Lantak diTerjang Ombak, Upaya Pemerintah Tak Kunjung Datang
    Berita

    Warga Kusamba Merana, Rumah Luluh Lantak diTerjang Ombak, Upaya Pemerintah Tak Kunjung Datang

    By ebravenanda30 May 20253 Mins Read
    Facebook Twitter Email Telegram WhatsApp Copy Link
    Share
    Facebook Twitter Email Telegram WhatsApp Copy Link

    KLUNGKUNG – Kamis, (29/05/2025),.Ombak ganas terus melahap garis pantai Mongalan di Desa Kusamba, Klungkung, Bali. Abrasi parah yang terjadi dalam beberapa tahun terakhir bukan hanya melenyapkan puluhan rumah, tetapi juga merenggut penghidupan warga dan mengikis warisan budaya tradisi pembuatan garam tradisional yang telah berlangsung turun-temurun.

    “Kami sudah seperti anak tiri. Setiap kali ada abrasi, pemerintah hanya datang, mencatat, lalu pergi. Tidak ada solusi nyata,” kata Brewok (72) seorang petani garam paruh baya yang rumahnya kini tinggal puing.

    Dirinya saat ini terpaksa menumpang hidup di garasi tetangga. Pemerintah sempat menawarkan relokasi, tetapi lokasinya jauh dari pantai. “Saya petani garam. Kalau jauh dari laut, bagaimana bisa bekerja? Pemerintah seolah tidak paham kebutuhan kami,” katanya dengan nada getir.

    Sejak 2023, abrasi di Kusamba sudah menjadi perhatian media. Beberapa laporan, menyoroti lambannya penanganan pemerintah. Kala itu, Dinas PUPR Klungkung berjanji akan membangun pemecah ombak (breakwater) dan merehabilitasi pantai. Namun, hingga Mei 2025, yang terlihat hanya tumpukan geobag kantong pasir yang kini sudah hilang tergerus ombak.
    “Geobag itu hanya tempelan. Setelah dipasang, tidak ada evaluasi. Sekarang sudah jebol, dan abrasi makin parah,” keluhnya.

    Sementara itu, laju abrasi kian cepat, dalam setahun terakhir, garis pantai Mongalan telah mundur hingga 15 meter. Jika tidak segera ditangani, seluruh permukiman dan lahan garam bisa hilang dalam 5 tahun mendatang.

    Kusamba bukan sekadar desa nelayan. Ini adalah pusat budaya pembuatan garam tradisional Bali, warisan leluhur yang terkenal di manca negara, tapi kini terancam punah. “Jika abrasi terus dibiarkan, apa yang akan kami wariskan ke anak cucu? Pemerintah harus ingat, ini bukan hanya soal tanah, tapi juga sejarah,” tegas seorang sesepuh desa.

    Artikel lain  TNI Kerahkan Pesawat TNI AU Kirimkan Bansos untuk Korban Erupsi Gunung Lewotobi Laki-Laki di NTT

    Warga meminta solusi permanen bukan sekadar bantuan sembako atau geobag yang bersifat sementara. Mereka mendesak pembangunan pemecah ombak, rehabilitasi mangrove, dan program perlindungan pantai yang berkelanjutan.

    “Kami seperti dilupakan. Padahal, setiap malam kami tidur dengan ketakutan, kapan ombak berikutnya datang,” ujar Ni Ketut Seringkik (62) sambil memandang laut yang semakin mendekat.

    Ini bukan sekadar bencana alam ini bukti kegagalan negara melindungi rakyatnya. Jika pemerintah terus abai, bukan hanya tanah yang hilang, tetapi juga kepercayaan warga pada pemimpin mereka.

    “Kami sudah berteriak, tapi apakah ada yang mendengar?” Jerit suara hati Ketut Seringkik yang semakin putus asa.
    “Kami sudah melapor berkali-kali, tapi jawabannya selalu: masih proses,” tambahnya.
    Pada 2024, dalam kampanye Pilkada, Bupati Klungkung sempat berjanji akan mengalokasikan dana darurat untuk penanganan abrasi. Namun, hingga kini, warga belum melihat realisasinya.

    Menindak lanjuti hal ini, Wakil Bupati Klungkung, Tjokorda Gde Surya Putra, saat dikonfirmasi awak media, hanya menjawab singkat: matur suksma (terima kasih.red) melalui pesan WA.

    Semoga hal ini segera mendapat perhatian serius dan tindakan nyata dari pihak berwenang untuk mengatasi bencana alam di pantai Mongalan agar tidak bertambah parah. (Tim-08)

    Share. Facebook Twitter Email Telegram WhatsApp Copy Link

    Related Posts

    Semarak Tukad Festival ‘I Love The River’ Akan Dimeriahkan Bupati Badung

    Sinergi Dua Pulau, Bali dan Maluku Utara Sepakat Perkuat Kerja Sama Pembangunan

    Festival Mi Reng Hari Kedua: Ketika Mimpi dan Ekspresi Menghidupkan Gamelan Bali

    Gamelan Tanpa Batas, Festival Mi-Reng 2025 – Pertemuan Tradisi & Teknologi

    Don't Miss
    Hukum

    Tim Penyidik Kejaksaan Agung Sita 5 Mobil Mewah Terkait Dugaan Korupsi Minyak Mentah PT Pertamina

    By cakranews85 August 2025

    Jakarta – Tim Penyidik Satuan Tugas Khusus P3TPK pada Jaksa Agung Muda Tindak Pidana Khusus…

    Menembus Batas Timur, Kiprah Dr. Kusufi Esti Ridliani Membela Kaum Perempuan Papua

    5 August 2025

    Semarak Tukad Festival ‘I Love The River’ Akan Dimeriahkan Bupati Badung

    5 August 2025
    Our Picks
    • Facebook
    • Twitter
    • Pinterest
    • Instagram
    • YouTube
    • Vimeo
    Facebook X (Twitter) Instagram Pinterest
    • Beranda
    • Artikel
    © 2025 Cakranews8. Powered by Iwana.

    Type above and press Enter to search. Press Esc to cancel.