DENPASAR – Menanggapi pemberitaan yang beredar mengenai insiden seorang wartawan berinisial AD yang tertahan oleh petugas keamanan Kura Kura Bali saat hendak meliput acara Tri Hita Karana Universal Reflection Journey pada 14 Desember 2024, pihak penyelenggara acara menyampaikan permohonan maaf dan memberikan klarifikasi resmi.
Melalui pernyataan tertulis, Yayasan UID dan PT Bali Turtle Island Development (BTID), selaku pengelola Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Kura Kura Bali, mengonfirmasi bahwa insiden tersebut terjadi akibat miskomunikasi antara petugas keamanan dan penyelenggara acara.
“Penyelenggara di hari acara tersebut sudah menyiapkan percepatan dan kenyamanan alur masuk, dengan diterapkannya jalur khusus bagi para tamu VIP dan media melalui gerbang utama yang sudah dikomunikasikan kepada para undangan,” jelas Tiza Soekasah, Internal and Media Communications Manager PT BTID.
Namun, wartawan AD sempat tertahan di pos keamanan yang berbeda karena miskomunikasi antara petugas di lapangan. Wartawan tersebut harus menunggu beberapa menit sebelum diarahkan ke gerbang khusus undangan yang telah disediakan.
“Kejadian ini murni miskomunikasi dan kami memohon maaf atas ketidaknyamanan yang dialami wartawan AD. Pihak penyelenggara telah menghubungi beliau dan meminta maaf secara langsung,” lanjut Tiza.
Sayangnya, wartawan tersebut tidak dapat kembali bergabung dengan rekan-rekan media lainnya dalam acara tersebut karena sudah memiliki agenda lain.
Tiza menegaskan bahwa pihaknya akan melakukan evaluasi untuk memastikan kejadian serupa tidak terulang di masa depan. “Kedepannya, harapannya kejadian seperti ini tidak terulang kembali,” tutupnya.
Sebelumnya, pemberitaan menyebutkan bahwa seorang jurnalis nasional merasa diperlakukan tidak semestinya oleh petugas keamanan Kura Kura Bali, dimana dirinya merasa dihambat menjalankan tugas jurnalisnya memasuki wilayah Kura Kura Bali walau telah menunjukkan undangan resmi dari penyelenggara acara.
Melalui klarifikasi ini, pihak penyelenggara dan BTID berharap dapat meluruskan informasi dan menjelaskan bahwa kejadian tersebut bukan tindakan arogan, melainkan murni masalah koordinasi internal.
Dengan adanya klarifikasi ini, PT BTID dan Yayasan UID berharap hubungan baik dengan media tetap terjaga, mengingat peran penting media dalam mendukung berbagai kegiatan pembangunan dan promosi Bali sebagai destinasi global. (*)