Close Menu
    What's Hot

    Ibu Asuh Hutan

    16 December 2025

    Penglipuran Mantapkan Langkah Menuju Pariwisata Regeneratif di Bali

    14 December 2025

    Pansus TRAP DPRD Bali Raih Jagran Achiever Award 2025, Kiprah Jaga Alam Diakui Internasional

    14 December 2025

    Darmawan Prasodjo Mengabdi Dengan Hati.

    13 December 2025
    Facebook Instagram
    Facebook X (Twitter) Instagram
    cakranews8.com
    • Beranda
    • Berita
    • Artikel
    • Politik
    • Ekonomi
    • Nasional
    • Pariwisata
    cakranews8.com
    Home»Berita»Amphitheatre Living World Denpasar Jadi Panggung Kreativitas Anak Disabilitas
    Berita

    Amphitheatre Living World Denpasar Jadi Panggung Kreativitas Anak Disabilitas

    By ebravenanda26 September 2025Updated:27 September 20255 Mins Read
    Facebook Twitter Email Telegram WhatsApp Copy Link
    Share
    Facebook Twitter Email Telegram WhatsApp Copy Link

    Denpasar – Panggung Amphitheater Living World Denpasar riuh oleh tepuk tangan. Acara yang diselenggarakan oleh Forum Keluarga Spesial Indonesia Chapter Bali dengan Yayasan Pendidikan Musik Lima Nada sebagai Panitia pelaksana, menampilkan anak-anak disabilitas yang dengan percaya diri memimpin lagu, menari dengan gemulai, dan sekelompok ibu-ibu yang biasanya hanya mengantar anaknya latihan, kini berdiri gagah menyanyikan sebuah paduan suara.

    Ini bukan sekadar pertunjukan, ini adalah deklarasi. Sebuah panggung yang diberi nama “Berani Tampil”, yang pada 19 September 2025 menjadi bukti nyata bahwa potensi seniman disabilitas Indonesia menunggu untuk dilihat, didengar, dan yang paling penting: dilindungi.

    Dibalik gemerlap lampu panggung, terdapat sosok seorang R Wahyu Panca Wati, S.Pd., M.Th., seorang praktisi musik inklusi dari sanggar musik Waktra dan Yayasan Pendidikan Musik Lima Nada yang menjadi motor penggerak acara ini, dengan semangat dan namun penuh keyakinan, membeberkan alasan mendasar mengapa panggung seperti ini sangat penting.

    “Mereka tidak cukup hanya latihan, latihan, dan latihan. Mereka perlu satu panggung yang proper, panggung yang sebenarnya. Jangan sampai mereka hanya jadi ‘jago kandang’. Mereka harus keluar, melihat dunia, dan dunia harus melihat mereka,” ujarnya, menyiratkan kekhawatiran akan nasib anak-anak didiknya jika hanya terkurung dalam ruang latihan tanpa punya kesempatan menunjukkan karya.

    Di balik keberhasilan acara ini, dukungan Living World Denpasar terasa menonjol. Pusat perbelanjaan ini menunjukkan komitmennya dalam mendukung dunia inklusi dengan memberikan dukungan penuh pada Pentas Seni Disabilitas “Berani Tampil.” Melalui penyediaan Amphitheatre sebagai venue, Living World Denpasar tidak hanya menghadirkan ruang berkarya bagi anak-anak dan remaja disabilitas, tetapi juga menegaskan kepeduliannya untuk membuka kesempatan yang setara bagi semua kalangan dalam dunia seni dan kreativitas. Kehadiran venue ini menjadi simbol nyata bahwa inklusi bisa dimulai dari ruang publik, bukan sekadar wacana.

    Artikel lain  Smart Desa Duda Timur: Dari Erupsi Gunung Agung ke Inovasi Digital Pemenang Lomba Nasional

    Namun, perjuangan Wahyu dan para seniman disabilitas melampaui sekadar mencari panggung. Masalahnya lebih mendasar, yakni adanya sebuah pengakuan.
    Dalam talkshow yang diselipkan di antara pertunjukan, suara-suara kritis ini mengemuka. “Karya-karya mereka, lagu-lagu mereka, koreografi tari mereka, perlu dilindungi oleh hukum. Mereka berhak mendapat sertifikat HKI. Kompetensi mereka juga perlu disertifikasi, agar mereka bisa bersaing setara dengan musisi non-disabilitas, di sinilah peran negara untuk hadir” tegas Wahyu.

    Permintaan ini bukan tanpa alasan. Bagi musisi tunanetra, misalnya, keterbatasan akses untuk membaca notasi balok menjadi hambatan besar. Sertifikasi kompetensi akan menjadi pengakuan bahwa meski dengan keterbatasan, skill mereka patut dihargai.

    Harapan itu ditangkap oleh Kementrian Hukum Kantor Wilayah Bali. Melalui program ‘Mobile Intellectual Property Clinic’ sebuah layanan Kekayaan Intelektual bergerak bagi kreator disabilitas. Mereka hadir untuk menjemput bola. Bersama BRIDA (Badan Riset dan Inovasi Daerah) Denpasar, Badung, dan Gianyar, didukung oleh HIPPI dan CLN, mereka memudahkan para kreator disabilitas mendaftarkan hak cipta, merek, desain industri, dan kekayaan intelektual lainnya. Secara simbolis, 14 Sertifikat KI diberikan kepada para kreator disabilitas, termasuk lagu “Berani Tampil” ciptaan Wahyu sendiri.

    Namun, perjalanan masih panjang, Wahyu menyentil persoalan aksesibilitas di ruang publik yang masih sering diabaikan. “Kita pasti bisa lihat, susah sekali aksesnya. Kalau mau jalan-jalan, harus survei dulu, aman tidak untuk yang pakai kursi roda? Untuk anak hiperaktif yang lari-larian?” ujarnya, menggambarkan betapa dunia masih belum sepenuhnya ramah.

    Ia pun menyampaikan harapannya yang terdalam, dibangunnya satu tempat yang aksesnya bagus, ramah buat semua, dengan panggung dan sound system yang mumpuni. Itu jadi rumah idaman kita semua “Jangan yang jadi contoh itu selalu dari Jakarta, Bandung, atau Jogja. Bali dong, yang jadi contoh..”

    Artikel lain  Kejaksaan Negeri Badung Proses Hukum WNA Inggris Pembawa 1 Kg Kokain dengan Modus Baru

    Kesuksesan acara ini juga tidak lepas dari kolaborasi lintas komunitas dan dukungan sponsor. Universitas STEKOM Semarang, LSPR Bali, PT Segara Dedikasi Utama, PT Mahakama Abadi Indonesia, PT Cindiprasih Indah Karya, Mahara Ikat Bali, Quweku Artisan Cake, The Oberoi Beach Resort Bali, Gunggung Adventure, CK Indo, HIPDI serta sejumlah donatur individu turut ambil bagian dalam pendanaan dan dukungan logistik. Kolaborasi komunitas seni dan pendidikan memperkaya acara ini, mulai dari Sanggar Waktra, Sanggar Sunar Sanggita, Ekskul Vokal SLBN 3 Denpasar, Kelas Vokal KKD-PLD, Bali Choir, sekolah peduli ABK Bali Dharma School hingga Yayasan Peduli Kemanusiaan Bali.

    Peran relawan juga menjadi kekuatan lain yang membuat acara ini berjalan lancar. Social Project Bali dan LSPR Bali menurunkan relawan muda mereka untuk membantu teknis hingga pendampingan peserta. Relawan juru bahasa isyarat pun hadir memastikan seluruh rangkaian acara dapat diakses peserta dan audiens tunarungu. Solidaritas sosial ini menjadi cermin bahwa inklusi bukan hanya slogan, tetapi aksi nyata.

    Ketua FORKESI Bali, Jentina Yulyanti, dalam sambutannya menegaskan bahwa acara ini adalah langkah nyata menuju Bali yang inklusif dan berkelanjutan. “Setiap panggung adalah doa, setiap karya adalah cahaya. Dan hari ini, cahaya itu lahir dari keberanian sahabat-sahabat kita untuk tampil dan dipercaya,” ungkapnya.

    Acara “Berani Tampil” ditutup dengan sebuah momen pengharuan. Seorang anak menangis terisak melihat ibunya, yang selama ini hanya jadi pengantar, kini berdiri percaya diri bernyanyi di panggung. Air mata itu bukan air mata sedih, melainkan air mata kebanggaan yang membuncah.

    Panggung ini mungkin telah usai, tetapi gaungnya baru dimulai. Mereka telah membuktikan bahwa mereka “berani tampil”. Kini, giliran kita, masyarakat dan pemerintah, untuk “berani mendengar”, “berani mengakui”, dan “berani memastikan” bahwa langkah mereka ke depan tidak lagi terhambat oleh tangga yang curam, sistem yang birokratis, atau hukum yang bisu. Masa depan inklusi tidak dibangun dari rasa kasihan, tetapi dari pengakuan yang tulus bahwa dalam setiap perbedaan, terdapat karya yang layak untuk dilindungi. (Brv)

    Artikel lain  Laksanakan Karya Bakti, Pos Salore Satgas 741/GN Perbaiki Jembatan di Perbatasan
    Share. Facebook Twitter Email Telegram WhatsApp Copy Link

    Related Posts

    Pansus TRAP DPRD Bali Raih Jagran Achiever Award 2025, Kiprah Jaga Alam Diakui Internasional

    Detikcom Awards 2025 Nobatkan Kepala BNN sebagai Tokoh Penggerak Generasi Muda Bersih Narkoba

    I Putu Gede Astawa Resmi Jadi Direktur III Intelijen Kejagung, Usai Dirotasi dari Wakajati Bali

    Desa Sido Luhur Resmi Jadi Desa Bersinar: Sinergi BNN dan Kemendes PDT Perkuat Ketahanan Desa

    Don't Miss
    Artikel

    Ibu Asuh Hutan

    By cakranews816 December 2025

    Oleh : Ngurah Sigit DENPASAR – Negeri ini sesungguhnya tidak kekurangan ibu. Kita hanya…

    Penglipuran Mantapkan Langkah Menuju Pariwisata Regeneratif di Bali

    14 December 2025

    Pansus TRAP DPRD Bali Raih Jagran Achiever Award 2025, Kiprah Jaga Alam Diakui Internasional

    14 December 2025
    Our Picks
    • Facebook
    • Twitter
    • Pinterest
    • Instagram
    • YouTube
    • Vimeo
    Facebook X (Twitter) Instagram Pinterest
    • Beranda
    • Artikel
    © 2025 Cakranews8. Powered by Iwana.

    Type above and press Enter to search. Press Esc to cancel.