Close Menu
    What's Hot

    Ibu Asuh Hutan

    16 December 2025

    Penglipuran Mantapkan Langkah Menuju Pariwisata Regeneratif di Bali

    14 December 2025

    Pansus TRAP DPRD Bali Raih Jagran Achiever Award 2025, Kiprah Jaga Alam Diakui Internasional

    14 December 2025

    Darmawan Prasodjo Mengabdi Dengan Hati.

    13 December 2025
    Facebook Instagram
    Facebook X (Twitter) Instagram
    cakranews8.com
    • Beranda
    • Berita
    • Artikel
    • Politik
    • Ekonomi
    • Nasional
    • Pariwisata
    cakranews8.com
    Home»Ekonomi»Gelar Rakerda Pertama, HIPPI Bali Soroti Ekspor Non-Pariwisata dan Kuatkan SDM Lokal
    Ekonomi

    Gelar Rakerda Pertama, HIPPI Bali Soroti Ekspor Non-Pariwisata dan Kuatkan SDM Lokal

    By ebravenanda27 October 20253 Mins Read
    Facebook Twitter Email Telegram WhatsApp Copy Link
    Share
    Facebook Twitter Email Telegram WhatsApp Copy Link

    Denpasar – Himpunan Pengusaha Pribumi Indonesia (HIPPI) Bali menyelenggarakan Rapat Kerja Daerah (Rakerda) di Abisha Hotel, Sanur, Denpasar pada Minggu (26/10/2025). Acara yang dihadiri tiga pimpinan dari berbagai tingkat ini menyoroti strategi mencapai kemandirian ekonomi Bali melalui tiga pilar utama.

    Ketua Umum DPP HIPPI, Erik Hidayat, dalam sambutannya menekankan pentingnya komitmen untuk memperkuat sektor pertanian dan pengusaha lokal di Bali. Dalam paparannya, ia menyatakan visi menjadikan Bali sebagai sumber rantai pasok pangan dunia.

    “Kita tidak ingin Bali hanya terpaku pada pariwisata. Kita ingin Bali menjadi salah satu sumber rantai pasok pangan dunia, dan kita dorong pengusaha-pengusaha lokalnya,” tegas Erik.

    Lebih lanjut, Erik menyoroti tantangan terbesar yang dihadapi pengusaha lokal, yaitu masuknya investor asing ke sektor-sektor strategis. Ia menegaskan ketidaksetaraan kesempatan antara pengusaha lokal dan asing.

    “Saya rasa tidak fair bagi pengusaha lokal yang tidak diberikan kesempatan yang setara dengan asing. Mereka masuk dengan standar tinggi dan memiliki pasarnya sendiri, namun bisa berusaha di sini dengan mudah. Seolah-olah ada karpet merah untuk mereka,” ujarnya.

    Erik mendesak pemerintah untuk membuat kebijakan yang lebih berpihak pada pengusaha lokal. Ia juga menyambut positif langkah pengetatan impor barang bekas yang dinilainya merusak pasar dalam negeri.

    “Penutupan impor barang-barang bekas ini perlu. Kita tahu tekstil bekas yang masuk dari China atau Korea merusak pasar dalam negeri. Saya rasa langkah ini tepat,” pungkas Erik.

    (kiri-kanan) Ketum DPD HIPPI Bali, Gung Tini Gorda dan Ketum DPP HIPPI, Erik Hidayat

    Gung Tini Gorda, Ketua DPD HIPPI Bali, menekankan pentingnya penguatan internal organisasi sebagai fondasi mewujudkan ekonomi hijau. Menurutnya, penguatan Sumber Daya Manusia (SDM) menjadi kunci utama.

    “Tantangannya di SDM. Jadi SDM-lah yang menyebabkan semua terjadi. Maka kami mencoba untuk mengubah paradigma dari SDM yang dimiliki HIPPI sendiri. Kami butuh orang-orang berkarakter untuk Indonesia Emas,” papar Gung Tini.

    Artikel lain  HUT ke-31 BPR Bank Kertiawan Momentum Layani Masyarakat dan Bangun Inklusi Keuangan

    Ia menyatakan komitmen kuat HIPPI Bali untuk berkolaborasi dengan program pemerintah melalui semangat “Sinergi Pampadu Pagi” yang mencerminkan gotong royong khas pribumi. Sebagai bukti nyata, HIPPI Bali telah membina SMK Negeri 1 Mas Ubud, dimana para siswa didampingi hingga produknya memiliki Nomor Induk Berusaha dan mendapatkan bantuan pemerintah.

    Sementara itu, Ni Kadek Winie Kaori Intan Mahkota, Ketua Umum DPC HIPPI Denpasar, memaparkan potensi ekspor komoditas non-pariwisata yang masih belum tergarap optimal. Ia mencontohkan peluang ekspor cabai ke Australia dan daun pisang ke Jepang.

    Ketum DPC HIPPI Denpasar, Ni Kadek Winie Kaori Intan Mahkota

    “Kita lihat Klungkung yang butuh cabai, tapi Australia membutuhkan cabai ratusan ton. Jepang membutuhkan daun pisang. Ini hal yang sepele, tapi harganya bisa seratus kali lipat,” ujar Winie.

    Winie menyebutkan berbagai komoditas potensial lainnya, seperti kopi dari Tabanan dan Singaraja yang berpeluang ekspor ke Saudi Arabia, serta jahe gajah ke Singapura yang harganya bisa mencapai Rp95.000 per kilogram. Kunci suksesnya, menurut dia, adalah membangun karakter “kepo” (ingin tahu) untuk terus menggali informasi ekspor.

    Rakerda HIPPI Bali di Abisha Hotel ini menunjukkan sinergi yang komprehensif. Erik Hidayat membangun perlindungan dari tingkat kebijakan, Gung Tini Gorda mempersiapkan SDM yang unggul, dan Winie Kaori membuka akses pasar global. Ketiganya bersatu dalam visi menjadikan Bali tidak hanya destinasi pariwisata dunia, tetapi juga pusat ekonomi yang mandiri dan berdaulat. (Tim-08)

    Share. Facebook Twitter Email Telegram WhatsApp Copy Link

    Related Posts

    Permata Bank Rombak Direksi, Ini Susunan Terbarunya

    Dana Nasabah Aman di BPR, Tidak Diblokir PPATK

    HUT ke-31 BPR Bank Kertiawan Momentum Layani Masyarakat dan Bangun Inklusi Keuangan

    COCO Group Perluas Jaringan Ritel Modern di Bali Dengan Pembukaan Coco Express Darmasaba

    Don't Miss
    Artikel

    Ibu Asuh Hutan

    By cakranews816 December 2025

    Oleh : Ngurah Sigit DENPASAR – Negeri ini sesungguhnya tidak kekurangan ibu. Kita hanya…

    Penglipuran Mantapkan Langkah Menuju Pariwisata Regeneratif di Bali

    14 December 2025

    Pansus TRAP DPRD Bali Raih Jagran Achiever Award 2025, Kiprah Jaga Alam Diakui Internasional

    14 December 2025
    Our Picks
    • Facebook
    • Twitter
    • Pinterest
    • Instagram
    • YouTube
    • Vimeo
    Facebook X (Twitter) Instagram Pinterest
    • Beranda
    • Artikel
    © 2025 Cakranews8. Powered by Iwana.

    Type above and press Enter to search. Press Esc to cancel.